la tidak pernah pergi ke dokter karena gangguan-gahgguan sepele yang dirasakannya seperti sakit kepala, bahkan kadang-kadang bicaranya tidak lelas atau penglihatannya kabur. la selalu berpikir bahwa ia tidak boleh sakit karena rnempunyai : anak.yang harus.selalu dira. wat. Pada suatu'harri ia,rneniaruhkan s6- buah piring, dan selama sepaniang hari itu,langan,,karranny1 tidak depat, digtrnakan, Tetangga.t€taaggq berpendapx,bahwa ia harus petgi ke dokter, tqmpl'Maiia tidak mau mendengarkan. Keesokan harinya ia terbangu,n dengan separuh, badan. sebelah k*nan lur,npuh dan ia,tidak,rnanrpu, barbf,- cara. la digotong ke rumah sakit dan didiagnosis telah meng3lami stroke
Penyakit Pembunuh Periferal
Petrus selalu berjalan ke tempat keria, tetapi ia mulai merasakan bahwa obat paten diabetes melitus ia harus berhenti setiap beberapa ratui meter karena nyeri pada betis sebelah kanannya. Begitu ii berdiri diam, rasa nyeri itu hilang dalam beberapa menit saja. Jarak y;rng mampu ditempuhnya untuk berialan kaki sampai rasa nyeri itu timbul makin lama makin pendek. Akhirrrya ia memutuskan berkonsultasi dengan dokqr dan,di diagnosis menderita "intermittent claudication", istilah latin yang untuk lumpuh, atau penyakit pembuluh darah kaki, ,la dianjurkan segera berhenti merokok, menjalani beberapa penguiian, menjalani diet khusus dan minum seiumlah obat. Ternyata berhenti merokok sulit sekali baginya dan minum enam sampai delapan butir pil yang harus dilakukannya setiap hari merupakan siksaan karena menimbulkan efek samping yang tidak menyenangkan.
Hypertensive Encephalopathy
Margaret, berusia 25 tahun dan mempunyaj dua orrns anak. Pasangan itu berpendapat bahwa keluarga mereka sudah lengkap, sehingga Margaret dengan senang hati minum pil komrasepsi. Hidupnya aktif sekali, densan bekeria sebagai seorang guru puma waktu. la mulai merasakan sakit kepala, penglihatannya mulai menurun, dan sesekali ia merasa kurang sehat. Menurutnya ini hanya karena stres yang terlalu berat. Sang suami memaksanya :bsrisfirahac, fetapi' :penglihatan terus memburuk dan.pada suatu hari ia rnenjadi lesu dan mengantuk berat. Pada akhirnya, sang suami mengalaknya pergi ke dokter. Dokter langsung menyuruhnya menghentikan pemakaian pil kontresepsi dan memberinya surat pengantar ke dokter spesialis di rumah sakit, yang mendiagnosis kondisinya.
Penyakit Pembunuh Periferal
Petrus selalu berjalan ke tempat keria, tetapi ia mulai merasakan bahwa obat paten diabetes melitus ia harus berhenti setiap beberapa ratui meter karena nyeri pada betis sebelah kanannya. Begitu ii berdiri diam, rasa nyeri itu hilang dalam beberapa menit saja. Jarak y;rng mampu ditempuhnya untuk berialan kaki sampai rasa nyeri itu timbul makin lama makin pendek. Akhirrrya ia memutuskan berkonsultasi dengan dokqr dan,di diagnosis menderita "intermittent claudication", istilah latin yang untuk lumpuh, atau penyakit pembuluh darah kaki, ,la dianjurkan segera berhenti merokok, menjalani beberapa penguiian, menjalani diet khusus dan minum seiumlah obat. Ternyata berhenti merokok sulit sekali baginya dan minum enam sampai delapan butir pil yang harus dilakukannya setiap hari merupakan siksaan karena menimbulkan efek samping yang tidak menyenangkan.
Hypertensive Encephalopathy
Margaret, berusia 25 tahun dan mempunyaj dua orrns anak. Pasangan itu berpendapat bahwa keluarga mereka sudah lengkap, sehingga Margaret dengan senang hati minum pil komrasepsi. Hidupnya aktif sekali, densan bekeria sebagai seorang guru puma waktu. la mulai merasakan sakit kepala, penglihatannya mulai menurun, dan sesekali ia merasa kurang sehat. Menurutnya ini hanya karena stres yang terlalu berat. Sang suami memaksanya :bsrisfirahac, fetapi' :penglihatan terus memburuk dan.pada suatu hari ia rnenjadi lesu dan mengantuk berat. Pada akhirnya, sang suami mengalaknya pergi ke dokter. Dokter langsung menyuruhnya menghentikan pemakaian pil kontresepsi dan memberinya surat pengantar ke dokter spesialis di rumah sakit, yang mendiagnosis kondisinya.