KAPAN KEADAAN DEMAM HARUS DIOBATI
Di rumah sakit sangat sering dijumpai instruksi pemberian antipiretik (seperti asetaminofen) yang "rutin" atau "kalau perlu (prn)" bagi pasien yang suhunya berada di atas nilai yang disepakati atau bagi pasien yang dalam keadaan sddartetapi menggigil kedinginan di balik selimut. Terapi obat kencing manis yang paling ampuh semacam ini aplikasinya tepat tetapi sering dilakukan tanpa alasan terapeutik yang rasional.
Pertama-tama harus diputuskan apakah kenaikan suhu tersebut berupadematn atarkah hipertermia. Hipertermia, yaitu kenaikan suhu di dalam tubuh tanpa kenaikan set point hipotalamus, disebabkan oleh penghilangan panas yang tidak memadai.
Keadaan ini dapat disebabkan oleh pajanan lingkungan atau oleh dua reaksi obat yang berbeda dan jarang terjadi. Hipertermia maligna merupakan kelainan bawaan pada retikulum sarkoplasma otot skeletal yang menyebabkan peningkatan dengan cepat kadar kalsium intrasel sebagai reaksi terhadap halotan dan obat-obat anestesi inhalasi lainnya atau terhadap suksinilkolin.
Gejala demam, peningkatan metabolisme otot, rigiditas, rabdomioiisis, asidosis dan ketidakstabilan kardioveiskuler terjadi dengan cepat. Penghentian pembiusan dan pemberian dantrolen sodium merupakan terapi yang harus segera dilakukan.
Sindroma neuroleptik maligna dapat terjadi pada pemakaian obat-obat golongan fenotiazin seperti haloperidol dan ditandai oleh rigiditas otot, gangguan regulasi autonom serta hipertermia. Kelainan ini tampaknya disebabkan oleh inhibisi reseptor sentral dopamin dalam hipotalamus yang mengakibatkan peningkatan pembentukan panas dan penurunan penghilangan panas.
Suhu dalam tubuh yang tinggi pada pasien dengan kecenderungan hipertermia yang tinggi (pajanan lingkungan, penggunaan obat-obat neuroieptik atau antikolinergik, antidepresan trisiklik, suksinilkolin, halotan) dengan gejala klinis yang sesuai (kulit yang kering, halusinasi, delirium, dilatasi pupil, rigiditas otot, kenaikan kadar keatin fosfokinase) merupakan ciri khas untuk hipertermia. Upaya untuk menurunkan set pointhipotalamus yang sudah normal tidak banyak manfaatnya.
Pertama-tama harus diputuskan apakah kenaikan suhu tersebut berupadematn atarkah hipertermia. Hipertermia, yaitu kenaikan suhu di dalam tubuh tanpa kenaikan set point hipotalamus, disebabkan oleh penghilangan panas yang tidak memadai.
Keadaan ini dapat disebabkan oleh pajanan lingkungan atau oleh dua reaksi obat yang berbeda dan jarang terjadi. Hipertermia maligna merupakan kelainan bawaan pada retikulum sarkoplasma otot skeletal yang menyebabkan peningkatan dengan cepat kadar kalsium intrasel sebagai reaksi terhadap halotan dan obat-obat anestesi inhalasi lainnya atau terhadap suksinilkolin.
Gejala demam, peningkatan metabolisme otot, rigiditas, rabdomioiisis, asidosis dan ketidakstabilan kardioveiskuler terjadi dengan cepat. Penghentian pembiusan dan pemberian dantrolen sodium merupakan terapi yang harus segera dilakukan.
Sindroma neuroleptik maligna dapat terjadi pada pemakaian obat-obat golongan fenotiazin seperti haloperidol dan ditandai oleh rigiditas otot, gangguan regulasi autonom serta hipertermia. Kelainan ini tampaknya disebabkan oleh inhibisi reseptor sentral dopamin dalam hipotalamus yang mengakibatkan peningkatan pembentukan panas dan penurunan penghilangan panas.
Suhu dalam tubuh yang tinggi pada pasien dengan kecenderungan hipertermia yang tinggi (pajanan lingkungan, penggunaan obat-obat neuroieptik atau antikolinergik, antidepresan trisiklik, suksinilkolin, halotan) dengan gejala klinis yang sesuai (kulit yang kering, halusinasi, delirium, dilatasi pupil, rigiditas otot, kenaikan kadar keatin fosfokinase) merupakan ciri khas untuk hipertermia. Upaya untuk menurunkan set pointhipotalamus yang sudah normal tidak banyak manfaatnya.